Thursday, January 11, 2024

Bos Bulog Sebut Defisit Produksi Beras Masih Besar, Harga Bakal Naik?

Produksi beras pada awal 2024 belum akan membaik. Hal itu diperkirakan akan membuat harga beras juga sulit turun.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan produksi beras petani diprediksi akan mengalami defisit pada Januari-Februari 2023. Ia menyebut jumlah defisit cukup besar. Namun, dia menegaskan bukan berarti stoknya tidak ada, hanya saja lebih sedikit dibandingkan kebutuhan masyarakat Indonesia.

"Ini memang berat bagi Indonesia. BPS (Badan Pusat Statistik) bilang pada bulan Januari-Februari kita masih dalam defisit cukup besar," ujar dia dalam konferensi pers, di Kantor Perum Bulog, Kamis (11/1/2024).

Bayu mengatakan, belum lagi panen raya telah diprediksi akan mengalami kemunduran. Jadi, pasokan dari dalam negeri memang belum mencukupi pada awal 2024 ini.

"Ini terjadi karena sebagian dari Jawa mundur tanamnya sehingga panennya mundur. Itu membuat suplai dalam negeri masih akan sulit," lanjutnya.

Dia mengatakan terkait harga faktor pendorong utamanya adalah produksi beras. Selain itu, kondisi di luar negeri juga mempengaruhi bahan produksi dari beras salah satunya pupuk yang semakin mahal.

Bayu belum bisa memberikan keterangan apakah harga akan tetap mahal dan bisa menurun di 2024. Namun, kondisi tersebut akan bergantung pada hasil produksi beras dari petani.

Pihaknya tetap terus menyalurkan bantuan pangan dan operasi pasar untuk menahan agar harga beras tidak mengalami lonjakan yang signifikan.

"Kalau bantuan pangan kita lanjutkan tugasnya, bantuan pangan, SPHP. Harga kita lihat, bagaimana produksi, bagaimana situasi luar negeri dan bagaimana harga pupuk," pungkas dia.

Sumber : Finance.detik

No comments:

Post a Comment