Wednesday, July 12, 2023

Wow! Buah Ini Selamatkan Warga Sri Lanka dari Kelaparan saat Krisis Ekonomi | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo   -  Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka membuat banyak warganya kesulitan mengakses pangan. Untuk bertahan hidup, banyak warga Sri Lanka yang memutuskan untuk mengurangi porsi makan mereka dalam sehari.

Namun siapa sangka, buah nangka yang tidak begitu digemari masyarakat sekitar mampu menyelamatkan banyak keluarga dari kelaparan di tengah krisis ekonomi yang sangat parah.


"Pohon nangka membuat ratusan ribu orang seperti kami tetap hidup. Pohon ini telah menyelamatkan kami dari kelaparan," kata Karuppaiya Kumar, ayah tiga anak di Sri Lanka yang berprofesi sebagai buruh harian.


Padahal sebelumnya buah yang satu ini dijual sangat murah karena sepi peminat, sekitar Rp 14.500 untuk 15 kg. Bahkan Karuppaiya mengatakan tidak jarang pemilik pohon nangka membiarkan buah-buahnya jatuh dan membusuk di tanah.

Namun semua itu berbalik 180 derajat saat Sri Lanka dilanda krisis. Sebab satu buah nangka kukus dirasa cukup untuk menghidupi satu keluarga sepanjang hari.

"Satu panci nangka kukus cukup untuk menghidupi kami berlima sepanjang hari," katanya.

Perlu diketahui, belakangan Negara 'Tetesan Air Mata India' ini tengah mengalami krisis ekonomi yang sangat parah. Akibatnya setiap keluarga terpaksa menghabiskan lebih dari 70% pendapatan mereka untuk makanan.

"Kami telah mengurangi porsi makanan kami menjadi dua (kali sehari) dari sebelumnya tiga kali. Harga satu tabung gas untuk memasak 12kg adalah Rp76.000 hingga tahun lalu," kata Nadeeka Perera, 42, ibu dari tiga anak.

""Harga satu tabung gas naik lebih dari dua kali lipat sehingga satu-satunya pilihan yang tersisa adalah memasak secara tradisional," tambahnya sambil menyeka air mata, saat asap dari arang untuk memasak mengepul di sekelilingnya.

Pendapatan masyarakat kian menurun, sedangkan harga pangan melonjak sejak Sri Lanka lumpuh akibat krisis keuangan terburuk pada 2022. Sejak saat itu pemerintah Sri Lanka berhasil merundingkan bantuan keuangan dari IMF, namun tingkat kemiskinan meningkat dua kali lipat.

Meskipun inflasi telah turun menjadi 12% pada Juni dari 54% pada Februari, pemerintah masih berjuang mengendalikan kenaikan harga-harga akibat pendapatan rumah tangga yang menyusut.

Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment