Friday, May 27, 2022

Bitcoin cs Loyo Lagi, Investor Masih Takut Investasi Kripto | PT rifan financindo

PT rifan financindo  -    Harga mayoritas kripto utama kembali melemah pada perdagangan Rabu (26/5/2022), di mana investor masih cenderung pesimis terhadap pasar kripto hingga hari ini.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 14:00 WIB, Bitcoin melemah 0,47% ke level harga US$ 29.648,14/koin atau setara dengan Rp 433.752.288/koin (asumsi kurs Rp 14.630/US$), Ethereum ambles 3,14% ke level US$ 1.921,53/koin atau Rp 28.111.984/koin.

Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti BNB merosot 3,17% ke US$ 321,5/koin (Rp 4.703.545/koin), Cardano ambrol 3,65% ke US$ 0,5011/koin (Rp 7.331/koin), Solana ambruk 5,63% ke US$ 46,32/koin (Rp 677.662/koin), dan Dogecoin tergelincir 2,67% ke US$ 0,08086/koin (Rp 1.183/koin).


Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Kripto

Bitcoin masih cenderung bertahan di kisaran level US$ 29.000 pada hari ini. Dalam sepekan terakhir, pergerakan Bitcoin masih konsisten di rentang harga US$ 29.000-US$ 30.000.

Di lain sisi, investor masih cenderung khawatir dengan prospek perdagangan kripto dalam beberapa hari kedepan, dilihat dari indeks Fear and Greed Index, yang menunjukkan angka 12 yang berarti berada di zona 'extreme fear'.

Zona Fear (skor 0 sampai 49) menunjukkan bahwa pasar cenderung undervalued dan oversupply, yang dapat menjadi sinyal waktu yang tepat untuk membeli, atau untuk buy the dip.Fear and Greed Index adalah skor yang menggambarkan sentimen pasar kripto dengan rentang skor mulai dari 0 hingga 100. Namun, perlu dicatat bahwa terlepas dari namanya, Crypto Fear & Greed Index hanya mengukur Bitcoin saja, bukan pasar aset kripto secara keseluruhan.

Sementara Greed (skor 50 hingga 100), menunjukkan bahwa cryptocurrency dinilai terlalu tinggi dan mungkin berada di tengah-tengah bubble. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa periode pasar yang bullish dapat segera berakhir.

Kekhawatiran investor di pasar kripto sejatinya sudah terjadi sejak awal tahun ini, di mana tren pergerakan harga kripto, utamanya Bitcoin cenderung masih menurun.

Investor di kripto cenderung merespons negatif dari hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pada dini hari tadi waktu Indonesia.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memberikan sinyal terbaru terkait kenaikan suku bunga. Hal ini dilakukan mengingat inflasi negara itu yang masih berkembang.

Dalam sebuah risalah yang dikutip CNBC International, The Fed dilaporkan melihat perlunya menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp). Bank sentral terkuat di dunia tersebut menyebut kenaikan serupa kemungkinan akan diperlukan pada beberapa pertemuan berikutnya.

"Sebagian besar peserta menilai bahwa kenaikan 50 basis poin dalam kisaran target kemungkinan akan sesuai pada beberapa pertemuan berikutnya," tulis risalah tersebut dikutip Kamis, (26/5/2022).

Pada sesi awal bulan lalu, Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) menyetujui kenaikan setengah poin persentase. FOMC juga menyusun rencana, mulai Juni, untuk mengurangi neraca sebesar US$ 9 triliun milik bank sentral.

Itu adalah kenaikan suku bunga terbesar dalam 22 tahun dan terjadi saat The Fed mencoba menurunkan inflasi yang mencapai level tertinggi 40 tahun.

Sementara itu, harga pasar saat ini melihat The Fed bergerak ke tingkat kebijakan sekitar 2,5% -2,75% pada akhir tahun. Namun, pernyataan dalam risalah menunjukkan bahwa panitia siap untuk melangkah lebih jauh dari itu.

"Semua peserta menegaskan kembali komitmen dan tekad kuat mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga," demikian ringkasan pertemuan tersebut.

"Untuk tujuan ini, para peserta sepakat bahwa Komite harus segera memindahkan sikap kebijakan moneter ke arah postur netral, melalui peningkatan kisaran target untuk suku bunga dana federal dan pengurangan ukuran neraca Federal Reserve," lanjutnya.

Dengan hasil dari rapat The Fed tersebut, periode bear market di pasar kripto berpotensi masih akan terjadi hingga beberapa waktu kedepan.

Selain dari potensi semakin agresifnya The Fed menaikan suku bunga acuannya, beberapa sentimen global juga turut memperberat gerak kripto, seperti kondisi pandemi Covid-19 di China yang masih mengkhawatirkan dan perang Rusia-Ukraina yang masih terjadi hingga kini.



Sumber : cnbindonesia

PT rifan financindo

No comments:

Post a Comment