Tuesday, August 4, 2020

Pemkab Semarang: 10% Siswa Terkendala Ikuti Belajar Daring | PT Rifan Financindo

Siswa belajar daring numpang wifi di rumah warga di Kab Semarang


PT Rifan Financindo  -   

Proses belajar daring di masa pandemi virus Corona atau COVD-19 masih diwarnai kendala. Di Kabupaten Semarang sekitar 10 persen siswa masih terkendala sehingga metode-metode pemecahan masalah dilakukan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo menjelaskan 10 persen siswa SD dan SMP yang menjadi wewenangnya mengalami kendala. Mayoritas karena tidak memiliki gadget atau gangguan sinyal bahkan tidak ada sinyal.

"Persentase pastinya belum dihitung tapi sekitar 10 persen yang mengalami kendala. Kebanyakan sinyal dan ada juga yang handphone-nya dibuat kerja orang tua. Atau ada handphone tapi sinyal susah," kata Sukaton saat dihubungi detikcom, Selasa (4/8/2020).

Pemkab Semarang menjelaskan, selain menggunakan metode tugas juga melakukan tatap muka namun dengan syarat. Tatap muka yang dimaksud yaitu guru datang ke rumah siswa yang mengalami kendala.

"Jalan keluarnya ya guru tracking ke daerah terpencil, kunjungan ke rumah. Jadi tatap muka tidak hanya ke sekolah tapi termasuk ke dusun tertentu yang kesulitan," jelasnya.

Jika ada yang terpaksa tatap muka di sekolah diperbolehkan tapi tidak dalam jumlah siswa yang banyak karena protokol kesehatan harus tetap dipatuhi.

"Ke sekolah boleh tiga atau empat anak, dilihat zonanya hijau tidak. Ada beberapa, tidak banyak," lanjutnya.

Salah seorang siswa SMP Negeri 3 Ungaran, Syifa Murhaini Naafilah mengaku mengalami kesulitan sinyal. Ia memiliki gadget, tapi sinyal di tempat tinggalnya tidak stabil ternyata cukup menjadi kendala. "Ya kadang-kadang (sulit sinyal), padahal ada video (materi pelajaran berupa tayangan video)," kata Syifa.

Syifa dan 8 anak lainnya kemudian menumpang di rumah aspirasi milik Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto yang memiliki sambungan Wifi. Siswa lainnya, Reni Eramawati Kurnia Dewi mengatakan hal serupa selain sinyal kuat, dia juga hemat kuota.

"Seminggu 10 Giga biasanya, ini gratis dan lancar. Kalau di rumah hilang-hilang sinyalnya padahal ada video dan Zoom juga," kata Reni.

Bambang Kusriyanto mengaku pekan lalu ada siswa yang datang meminta izin menumpang Wifi di kediaman pribadinya di Ungaran. Kemudian agar tempat lebih luas Wifi dipasang di rumah aspirasi, tidak jauh dari rumahnya di Jalan Brigjen Katamso, Ungaran.

"Awalnya ada yang belajar di teras. Minta numpang Wifi, sudah izin ibu (istri Bambang). Istri saya cerita dan saya punya ide pasang Wifi di rumah aspirasi untuk warga sekitar yang kurang mampu," kata Bambang.

Jumlah anak yang menumpang di rumah aspirasi bertambah dan pagi tadi ada 9 siswa. Bambang menegaskan saat ini wifi tersebut bisa dipakai untuk anak-anak di sekitar rumahnya. Ia juga mengingatkan agar anak-anak tetap memakai masker.

"Ini untuk wilayah sekitar situ. Makanya kalau di teras hanya 4 atau 5 kalau di rumah aspirasi bisa sekitar 10 orang di ruangan dan teras bisa. Mereka kita minta tetap pakai masker," jelasnya.

Siswa belajar daring numpang wifi di rumah warga di Kab SemarangSiswa belajar daring numpang wifi di rumah warga di Kab Semarang (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Bambang berharap kepedulian warga bisa turut andil membantu siswa yang kesulitan belajar daring. Bagi warga mampu, menurut Bambang, bisa berbagi Wifi kepada siswa yang kesulitan.

"Harapannya warga yang mampu pasang Wifi, bisa bantu warga yang dekat-dekat. Ini percontohan agar bisa membantu," ujarnya.

Selaku ketua DPRD Jateng, Bambang juga berharap mekanisme sekolah tatap muka yang aman di masa pandemi bisa segera diwujudkan karena tidak hanya siswa, orangtua pun mengeluh dengan belajar daring.

"Saya kira harus cari solusi karena kalau sampai Desember seperti ini bisa alami kejenuhan," tegas Bambang.


Sumber: market.bisnis
PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment