Friday, January 31, 2020

Rencana Erick Thohir Gabungkan 106 Hotel BUMN | PT Rifan Financindo

Ilustrasi/Hotel Grand Inna Samudera Beach/Foto: (Syahdan Alamsyah/detikcom)

PT Rifan Financindo - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal melebur hotel-hotel perusahaan pelat merah. Sejauh ini tercatat ada 106 hotel BUMN yang akan digabungkan.

Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) atau Inna Group, Iswandi Said mengatakan Kementerian BUMN telah membentuk konsultan untuk merealisasikan rencana tersebut.

"Kita untuk membuat konsolidasi ini ada satu tim dari BUMN sekarang ini sedang pembentukan konsultan untuk mencarikan yg terbaik polanya seperti apa. Jadi yang total 106 hotel BUMN itu bermacam-macam kondisinya," kata Iswandi di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2020).

Iswandi menjelaskan, 106 hotel BUMN memiliki kondisi yang berbeda-beda. Kepemilikan aset BUMN di tiap-tiap hotel berbeda karena ada hotel yang dikelola lebih dari satu BUMN, ada pula hotel yang dikelola BUMN dari hasil kerja sama dengan pihak asing.
"Jadi yang total 106 hotel BUMN itu bermacam-macam kondisinya. Nah itu yang dilihat karena masing-masing hotel punya kondisinya beda-beda. Ada yang dia kelola sendiri lalu dia membuat anak perusahaan sendiri untuk sebagai operatornya, ada juga yang dia punya tapi dikasihkan ke operator asing. Ada juga yang benar-benar dikelola sendiri sebagai unit sendiri di perusahaan itu," terangnya.

Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) atau Inna Group, Iswandi Said mengatakan saat ini Kementerian BUMN bersama perusahaan milik negara yang punya bisnis hotel masih mencari pola yang pas untuk mengimplementasikan rencana tersebut.
"Kita untuk membuat konsolidasi ini ada satu tim dari BUMN sekarang ini sedang pembentukan konsultan untuk mencarikan yang terbaik polanya seperti apa," kata Iswandi di Kementerian BUMN, Kamis (30/1/2020).

Iswandi menjelaskan, ada pertimbangan dan kajian dari Kementerian BUMN untuk memutuskan siapa yang akan kelola hotel-hotel pelat merah. Salah satunya, seberapa besar calon pengelola bisa meyakinkan kinerjanya akan bagus.

"Ada pertimbangan dari Kementerian (BUMN) juga, ada kajian-kajian juga. Insyaallah kita berharap kalau core-nya di HIN. Paling utama buat HIN adalah kinerjanya harus bagus. Kita harus convince (meyakinkan) ke mereka (Kementerian BUMN) kalau hotelnya nanti diserahkan ke kita, kita harus bisa kelola dengan baik dan menguntungkan ketimbang dikelola sendiri," jelasnya.

Iswandi Said mengatakan, ada 7 BUMN yang ditugaskan untuk mencari pola yang pas untuk mengimplementasikan rencana penggabungan hotel.

Secara lebih rinci, Iswandi menjelaskan perusahaan tersebut antara lain HIN, PT Pertamina (Persero), Patra Jasa, PT Pegadaian (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero).
"7 ini sebagai PMO (Project Management Office) yang ditunjuk mencarikan konsep-konsep untuk konsolidasi ini," ucapnya.

Iswandi mengatakan saat ini Kementerian BUMN bersama perusahaan milik negara yang punya bisnis hotel masih mencari pola yang pas untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Kajian ditargetkan akan selesai dalam waktu 6 bulan ke depan.

Seandainya HIN yang ditunjuk untuk mengelola seluruh hotel, ia mengaku sudah siap karena jika dilihat dari bisnis inti (core business), HIN satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang perhotelan.

"Harus siap (jika ditunjuk sebagai pengelola hotel). Kalau dilihat arahan selama ini kenapa kita harus konsolidasi kembali ke core, nah kalau core ini kan HIN satu-satunya hotel," kata Iswandi.

Meski begitu, pihaknya tidak mau terlalu percaya diri sebelum ditetapkan. Iswandi bilang, semua keputusan ada di Kementerian BUMN. Pasalnya mereka yang punya wewenang untuk menentukan kebijakan.

Sumber: Market.bisnis
PT RIfan Financindo

No comments:

Post a Comment