Nilai tukar Rupiah makin melemah, dolar AS terus menggencet Rupiah ke level Rp 16.000. Terkini, nilai tukar dolar AS berada di Rp 15.945, terpaut 55 poin ke level Rp 16.000.
Analis DFCX Futures Lukman Leong mengatakan faktor eksternal masih menjadi penyumbang tenaga dolar AS untuk menggencet Rupiah.
Menurutnya, Rupiah melemah terhadap dolar AS disebabkan oleh naiknya imbal hasil obligasi AS oleh kekhawatiran akan prospek suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve yang juga menguatkan mata uang negeri Paman Sam.
"Investor pun mengantisipasi data PDB AS minggu ini yang diperkirakan akan tumbuh kuat 4,2% serta data inflasi PCE AS. Investor juga mengantisipasi sikap hawkish dari Powell yang akan kembali berpidato minggu ini," ungkap Lukman kepada detikcom, Senin (23/10/2023).
Selain itu, kekhawatiran terus memanasnya perang Israel-Hamas juga menjadi faktor pendorong kekuatan Dolar AS. Perang memicu kenaikan harga minyak mentah yang pada ujungnya mengerek nilai tukar Dolar.
"Faktor lainnya yang juga berperan adalah kekuatiran akan eskalasi perang Israel-Hamas dan harga minyak mentah dunia yang kembali tinggi," beber Lukman.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra juga mengamini faktor eksternal menjadi pemicu utama Dolar terus berjaya. Konflik Israel-Hamas memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan beralih ke Dolar sebagai safe haven.
"Kekhawatiran soal meluasnya konflik Israel-Hamas juga bisa mendorong pelaku pasar keluar dulu dari aset berisiko," ungkap Ariston kepada
Sumber : Finance.detik
Monday, October 23, 2023
Oh Ini Biang Kerok Dolar AS Makin Perkasa dan Dekati Rp 16.000
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Berdoa adalah sarana seseorang sebagai hamba Allah SWT untuk menyampaikan permintaan dan keinginan kepada Sang Maha Kuasa. Apa pun yang kita...
-
PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) dibuka menguat pagi ini. IHSG dibuka positif 22 poin (0,38%) ke 6.093. Sem...
-
PT Rifan Financindo - Mata uang rupiah berpotensi melanjutkan koreksi pada awal pekan depan seiring dengan tekanan dari sentimen global. ...
No comments:
Post a Comment