Tuesday, September 27, 2022

Jurus COZ! Atasi Limbah Rokok Elektrik Sekali Pakai | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo  -   Fixed cost dikenal juga dengan istilah biaya tetap dalam bahasa Indonesia. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam jumlah tetap oleh perusahaan, terlepas dari naik-turunnya produksi atau pendapatan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lengkap mengenai fixed cost. Mulai dari jenis, contoh, hingga cara menghitung fixed cost dalam kegiatan usaha Anda. Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Fixed Cost
Fixed cost atau dalam bahasa Indonesia biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan tertentu. Pengertian tersebut dirumuskan oleh Mulyadi (2009) yang dikutip oleh Sigit Puji Winarko dan Puji Astuti dalam Jurnal Nusantara Aplikasi Manajemen Bisnis.

Pengertian lainnya dikemukakan oleh Carter (2009), masih dari jurnal yang sama. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat dan menurun. Biaya tetap merupakan salah satu klasifikasi perilaku biaya dalam bisnis. Selain biaya tetap, ada juga biaya variabel dan biaya semivariabel.

Jenis-jenis Fixed Cost
Mengutip situs OCBC NISP, ada 4 jenis fixed cost atau biaya tetap yang dikenal dalam dunia usaha.

1. Biaya Asuransi
Biaya asuransi termasuk ke dalam fixed cost karena perusahaan terikat pembayaran premi begitu mengikuti program asuransi. Tidak peduli kondisi finansial perusahaan, premi harus tetap dibayarkan sesuai jumlah.

2. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan dikenal juga dengan istilah depresiasi yang biasanya terjadi pada aset perusahaan. Di satu sisi, biaya ini termasuk ke dalam fixed cost, tetapi ada juga yang mengklasifikasikannya sebagai variabel cost. Sehingga biaya ini juga dikenal sebagai mixed cost atau biaya campuran antara biaya tetap dan variabel.

3. Biaya Sewa atau Beli Properti
Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk menyewa atau membeli properti untuk menunjang usaha, entah itu gedung, tanah, toko, dan sebagainya. Besaran biaya ini tidak terpengaruh oleh naik-turunnya pendapatan perusahaan.

4. Pajak Bumi dan Bangunan
Selain biaya sewa atau beli, biasanya properti berupa gedung atau tanah juga dikenai pajak bumi dan bangunan (PBB) yang besarannya sudah ditentukan sejak awal. Selama luas properti tidak berubah, jumlah PBB yang harus dibayar oleh perusahaan juga cenderung tetap.

Contoh Fixed Cost dalam Usaha
Dilansir My Own Business Institute dalam scu.edu, beberapa contoh fixed cost di antaranya adalah biaya sewa, gaji, tagihan listrik, asuransi, dan pembayaran pinjaman. Berikut beberapa contoh fixed cost dalam dunia usaha mengutip wallstreetmojo.com.

1. Gaji
Gaji karyawan adalah salah satu contoh fixed cost. Gaji yang dibayarkan kepada karyawan berjumlah tetap meskipun pendapatan perusahaan naik atau turun. Terkadang perusahaan melakukan pemotongan gaji jika terjadi situasi yang tidak terduga, tetapi di atas kertas, nominal gaji karyawan haruslah sama. Dalam hal terjadi pemotongan gaji, perusahaan berutang gaji kepada karyawan.

2. Pajak Properti
Seperti dijelaskan pada bagian jenis fixed cost di atas, pajak properti atau pajak bumi dan bangunan (PBB) termasuk ke dalam biaya tetap perusahaan. Pajak ini biasanya dibayarkan setahun sekali kepada pemerintah setempat dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian wilayah tersebut.

3. Tagihan Utilitas
Pemakaian utilitas seperti listrik, air, pulsa, dan internet juga dikenakan biaya yang biasa disebut tagihan utilitas. Meskipun jumlahnya mungkin berbeda-beda setiap bulan tergantung pemakaian, tapi tagihan ini termasuk ke dalam fixed cost karena pasti selalu ada dan tidak mungkin dihilangkan dari operasional perusahaan.

4. Amortisasi
Amortisasi merupakan penurunan nilai biaya aset tidak berwujud, termasuk pembayaran kembali pinjaman. Aset tak berwujud ini misalnya paten. Perusahaan perlu membayar biaya amortisasi dalam kurun waktu tertentu sebelum paten yang dimiliki tersebut kadaluarsa.

5. Biaya Sewa
Seperti penjelasan di bagian sebelumnya, biaya sewa termasuk ke dalam fixed cost karena nominalnya cenderung sama dan wajib dibayarkan setiap bulan atau setiap tahun.

6. Beban Bunga
Ketika melakukan pinjaman uang ke pihak lain seperti bank, perusahaan juga dibebankan bunga dalam pengembalian pinjaman. Beban bunga ini termasuk ke dalam fixed cost karena otomatis ada begitu perusahaan melakukan peminjaman.

7. Beban Legal
Perusahaan perlu mengurus berbagai persyaratan legal dalam mendirikan dan menjalankan usahanya. Nah, biaya terkait legal atau administrasi ini termasuk ke dalam fixed cost.

Cara Menghitung Fixed Cost Produksi
Mengutip indeed.com, kita bisa menghitung fixed cost atau biaya tetap dengan dua metode sederhana. Metode pertama yakni pengurangan total biaya produksi dengan biaya variabel per unit dan jumlah unit yang diproduksi. Berikut rumusnya.

Biaya tetap = Total biaya produksi - (Biaya variabel per unit x Jumlah unit yang diproduksi)

Metode kedua yakni dengan menghitung semua jenis biaya tetap yang ada dan menjumlahkannya. Berikut langkah-langkah selengkapnya.

Pertama, hitung semua biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Kedua, pisahkan antara biaya tetap atau fixed cost dengan biaya variabel atau variabel cost. Untuk memisahkannya, perhatikan jenis biaya apa saja yang tergolong fixed cost sesuai contoh-contoh di atas.

Ketiga, jumlahkan semua fixed cost yang sudah tercatat, antara lain asuransi, gaji karyawan, biaya sewa, tagihan utilitas, dan sebagainya.
Nah, sekarang Anda sudah lebih memahami tentang fixed cost, jenis-jenis, hingga cara menghitungnya. Semoga bermanfaat untuk usaha Anda, detikers

Sumber : Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment