Monday, October 4, 2021

Fluktuatif, Harga CPO Diprediksi Terkoreksi Pekan Depan | PT Rifan Financindo

 PT Rifan Financindo  -   Harga minyak sawit (CPO) tak menentu sepekan terakhir sehingga diprediksi bakal mengalami koreksi pekan depan. 

Trader senior di Interband Group of Companies, Jim Teh mengatakan bahwa harga CPO di Bursa Malaysia Derivative diperkirakan melayang di kisaran 4.100–4.200 ringgit per ton, dengan lebih banyak pembeli fisik yang bertransaksi pada pekan depan. 

Teh mengatakan, permintaan diperkirakan akan mengalami kenaikan pada pekan depan dan akan mengurangi jumlah pasokan yang ada. 

“Namun, di samping para pembeli fisik, pola pasar pekan depan juga akan dipengaruhi oleh simulasi perdagangan [paper trading],” jelas Teh, mengutip The Star, Minggu (3/10/2021). 

Sementara itu, Pemilik Palm Oil Analytics di Singapura, Sathia Varqa mengatakan perdagangan CPO akan lebih berfokus pada produksi dan sinyal perdagangan minyak kedelai di pasar Chicago Board of Trade (CBOT) pada pekan depan. 

“Peluncuran kontrak East Malaysia Crude Palm Oil Futures [FEPO] oleh Bursa akan mempengaruhi sentimen ke depan. Pasokan serta distribusi CPO Malaysia pada September juga akan dirilis,” ujarnya. 

Masuknya Modal Asing Pada penutupan perdagangan Jumat (1/10/2021), harga CPO di Bursa Malaysia turun 90 poin atau 1,96 persen ke 4.505 ringgit per ton setelah sempat mencapai titik tertingginya di 4.595 per ton karena adanya aksi profit taking. “Pelaku pasar akan mengawasi data produksi dari Malaysian Palm Oil Association,” imbuhnya. 

Namun, jika dilihat secara mingguan, harga CPO Malaysia umumnya mengalami kenaikan, karena adanya isu pelemahan produksi dan ekspektasi kemungkinan tambahan permintaan dalam beberapa pekan ke depan. 

Harga Diperkirakan Susut Jika dibandingkan dengan pada Jumat pekan sebelumnya, harga CPO Malaysia untuk kontrak Oktober 2021 naik 86 ringgit ke 4.751 ringgit per ton. Kemudian, untuk kontrak November 2021 naik 74 ringgit ke 4.618 ringgit per ton. 

Sementara, untuk kontrak Desember 2021 naik 64 ringgit ke 4.505 ringgit per ton. Kemudian, untuk kontrak Januari 2022 harganya naik 75 ringgit ke 4.414 ringgit per ton, kontrak Februari 2022 naik 84 ringgit ke 4.329 ringgit per ton, dan untuk kontrak Maret 2022 naik 109 ringgit ke 4.227 ringgit per ton. 

Secara volume, dalam sepekan terjadi kenaikan ke 273.151 lot dari 263.245 lot pada perdagangan sebelumnya. Sementara itu, open interest juga bertambah menjadi 231.147 kontrak dari sebelumnya di 225.955 kontrak.


Sumber: markt.bisnis

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment