Monday, May 11, 2020

Data Corona di Indonesia yang Makin Sulit Diterka | PT Rifan Financindo

Poster
PT Rifan Financindo  -  Pemerintah sempat merasa lega menyimak kurva kasus virus Corona. Namun kelegaan itu ternyata sementara. Fluktuasi data mengenai COVID-19 di Indonesia menjadi penyebabnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengutarakan rasa syukurnya bahwa kenaikan ekstrem kasus COVID-19 tak terjadi di Indonesia. Dilihatnya, kurva kasus baru Corona cenderung mengalami tren penurunan dari hari ke hari, pelan tapi pasti.

"Keadaan peta COVID-19 per 7 Mei ada kecenderungan angka kasus yang terjadi di Indonesia mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis," kata Muhadjir dalam konferensi video lewat saluran YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (8/5/2020).


Dia mengatakan bahwa angka kasus Corona per hari di Indonesia relatif rendah. Kurva tertinggi kasus Corona tiap harinya tak pernah melewati angka 500 kasus. Sementara angka pasien yang sembuh dari Corona semakin meningkat.
"Kasus per hari kita masih di bawah 500 paling tinggi puncaknya, kesembuhan mendekati 300 per hari, angka kematian landai tidak ada penambahan drastis," ucap Muhadjir melihat kurva kasus baru tanggal 7 Mei.

Tanggal 9 Mei, ternyata kurva kasus baru melonjak menembus batas perkiraan tertinggi Muhadjir, yakni 500 kasus baru. Sebagaimana terlihat di situs Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, kurva menyentuh angka 533 kasus baru. Sehari setelahnya, kurva turun menjadi 387 kasus baru.

Giliran Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) yang berbicara. Dia mengatakan, data kasus Corona masih naik-turun alias fluktuatif.
"Kita melihat dalam kecenderungan data yang kita dapatkan pada satu minggu terakhir nampak adanya fluktuasi. Di beberapa daerah, ada kecenderungan yang konsisten meningkat semakin sedikit, namun di beberapa daerah ada juga yang tidak konsisten," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), dalam siaran langsung via kanal YouTube BNPB Indonesia, Minggu (10/5).

Fluktuasi ini membuat kesimpulan susah untuk ditarik. Untuk saat ini, masih sulit untuk mengatakan tren kasus Corona di Indonesia mengalami penurunan atau bakal mengalami lonjakan tajam. Penyebaran virus Corona semakin sulit diprediksi.
"Di beberapa daerah juga belum terbentuk pola grafik konsisten yang susah kita tebak dari hari ke harinya," kata Yuri. "Beberapa hari kita melihat penambahan jumlah kasus tidak banyak, tapi di beberapa hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan."
Sekadar gambaran

Ini adalah data kasus baru COVID-19 dari pemerintah pusat yang disampaikan setiap hari, detikcom mengambil 10 provinsi teratas, diurutkan dari provinsi dengan angka kasus COVID-19 terbanyak hingga yang terendah. Data ini dihimpun detikcom dari data awal bulan hingga hari ini.

Kurva kasus baru Corona di Indoensia, 10 Mei 2020. (covid19.go.id)
Berikut adalah data kasus baru dari 10 provinsi yang bisa menjadi gambaran fluktuasi kasus Corona di Indonesia:
DKI Jakarta (5190 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 142 kasus baru
2 Mei: 80 kasus baru
3 Mei: 67 kasus baru
4 Mei: 79 kasus baru
5 Mei: 148 kasus baru
6 Mei: 83 kasus baru
7 Mei: 85 kasus baru
8 Mei: 100 kasus baru
9 Mei: 101 kasus baru
10 Mei: 134 kasus baru
Jawa Barat (1437 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 0 kasus baru
2 Mei: 31 kasus baru
3 Mei: 10 kasus baru
4 Mei: 193 kasus baru
5 Mei: 48 kasus baru
6 Mei: 20 kasus baru
7 Mei: 61 kasus baru
8 Mei: 23 kasus baru
9 Mei: 33 kasus baru
10 Mei: 0 kasus baru
Jawa Timur (1502 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 76 kasus baru
2 Mei: 3 kasus baru
3 Mei: 80 kasus baru
4 Mei: 7 kasus baru
5 Mei: 47 kasus baru
6 Mei: 50 kasus baru
7 Mei: 46 kasus baru
8 Mei: 17 kasus baru
9 Mei: 135 kasus baru
10 Mei: 83 kasus baru
Jawa Tengah (978 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 22 kasus baru
2 Mei: 19 kasus baru
3 Mei: 9 kasus baru
4 Mei: 22 kasus baru
5 Mei: 51 kasus baru
6 Mei: 42 kasus baru
7 Mei: 46 kasus baru
8 Mei: 0 kasus baru
9 Mei: 26 kasus baru
10 Mei: 19 kasus baru
Sulawesi Selatan (722 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 56 kasus baru
2 Mei: 30 kasus baru
3 Mei: 24 kasus baru
4 Mei: 6 kasus baru
5 Mei: 33 kasus baru
6 Mei: 25 kasus baru
7 Mei: 19 kasus baru
8 Mei: 24 kasus baru
9 Mei: 2 kasus baru
10 Mei: 12 kasus baru
Banten (533 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 14 kasus baru
2 Mei: 9 kasus baru
3 Mei: 5 kasus baru
4 Mei: 14 kasus baru
5 Mei: 12 kasus baru
6 Mei: 29 kasus baru
7 Mei: 8 kasus baru
8 Mei: 10 kasus baru
9 Mei: 18 kasus baru
10 Mei: 10 kasus baru
NTB (330 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 3 kasus baru
2 Mei: 17 kasus baru
3 Mei: 19 kasus baru
4 Mei: 0 kasus baru
5 Mei: 16 kasus baru
6 Mei: 4 kasus baru
7 Mei: 11 kasus baru
8 Mei: 12 kasus baru
9 Mei: 18 kasus baru
10 Mei: 0 kasus baru
Bali (311 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 13 kasus baru
2 Mei: 2 kasus baru
3 Mei: 25 kasus baru
4 Mei: 9 kasus baru
5 Mei: 6 kasus baru
6 Mei: 0 kasus baru
7 Mei: 10 kasus baru
8 Mei: 13 kasus baru
9 Mei: 6 kasus baru
10 Mei: 5 kasus baru
Sumatera Barat (299 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 24 kasus baru
2 Mei: 10 kasus baru
3 Mei: 13 kasus baru
4 Mei: 8 kasus baru
5 Mei: 14 kasus baru
6 Mei: 17 kasus baru
7 Mei: 14 kasus baru
8 Mei: 18 kasus baru
9 Mei: 16 kasus baru
10 Mei: 13 kasus baru
Papua (308 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 5 kasus baru
2 Mei: 30 kasus baru
3 Mei: 0 kasus baru
4 Mei: 0 kasus baru
5 Mei: 7 kasus baru
6 Mei: 1 kasus baru
7 Mei: 4 kasus baru
8 Mei: 13 kasus baru
9 Mei: 12 kasus baru
10 Mei: 31 kasus baru
Sumatera Selatan (278 kasus positif COVID-19)
1 Mei: 6 kasus baru
2 Mei: 0 kasus baru
3 Mei: 29 kasus baru
4 Mei: 0 kasus baru
5 Mei: 14 kasus baru
6 Mei: 11 kasus baru
7 Mei: 17 kasus baru
8 Mei: 0 kasus baru
9 Mei: 51 kasus baru
10 Mei: 0 kasus baru


Sumber: news.detik
PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment