Thursday, March 19, 2020

Pengusaha Curhat Dampak Ngeri Corona ke Bisnis Bus Pariwisata | PT Rifan Financindo

Perusahaan otobus di tengah corona
PT Rifan Financindo  -   Penutupan obyek wisata dan imbauan untuk tidak ke tempat keramaian demi mencegah penyebaran corona (covid-19) membuat Perusahaan Otobus (PO) pariwisata mengandangkan armadanya. Padahal, momen sebelum datangnya Ramadhan merupakan waktunya para pemilik perusahaan otobus panen rezeki.
Pemilik PO terpaksa mengandangkan armadanya karena berbagai acara keluar kota dibatalkan. Permasalahan tak berhenti di situ saja, bayang-bayang setoran cicilan ke perusahaan leasing juga menghantui para pemilik PO ini.
Endang Suwarningsih, pemilik armada bus Margo Mulyo, pada detikcom, Kamis (19/03/2020), menjelaskan para pemilik bus di bulan ini terpuruk. Apalagi, menurut Endang, pesanan bus biasanya ramai lagi pada H-7 Lebaran.

"Bulan ini seharusnya ramai sebelum bulan puasa. Rombongan ziarah-ziarah pesan (armada) , tapi dibatalkan karena situasi ini," kata Endang kepada detikcom di Pekalongan, Kamis (19/3/2020).

"Puasa kita malah berhenti. Jalan lagi H-7nya," lanjutnya.

Dengan kondisi seperti ini, banyak armada yang dikandangkan, akibatnya membuat pemasukan tidak ada.

"Rata-rata pada pusing. Bayangkan saja, setiap armada yang baru dipastikan tidak beli tunai. Angsuran per bulan per bus bisa mencapai Rp 15 juta, ada yang lebih," katanya.

Seharusnya, Menurut Endang, pada bulan-bulan seperti saat ini, satu armada bus dalam satu bulan bisa memperoleh uang Rp 30 juta - Rp 40 Juta.

"Satu bis saja, kalau bulan-bulan ini seharusnya dapat Rp 30 juta sampai Rp 40 juta dalam satu bulan," kata Endang.

"Ya kalau ditotal kerugian semuanya, ya ratusanlah (juta)," imbuhnya.

Oleh sebab itu, para manajemen perusahaan otobus di Kabupaten Pekalongan telah berkumpul untuk meminta pada pihak leasing agar memberikan keringanan angsuran karena situasi bencana non alam tersebut.

"Hasilnya, kita mau kirim surat minta ke dewan (DPRD Pekalongan) untuk bisa ketemu OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan pihak lesing atau bank biar ada kompensasi cicilan bisa ditangguhkan atau diundur tanpa ada tanda merah," ucapnya.

"Itu yang diharapkan, mengingat dampak ini pasti lama. Orang pada takut untuk keluar. Padahal sebenarnya bulan ini lagi ramai-ramainya ziarah dan lain-lain. Kerugian luar bisa khususnya di bidang usaha bis pariwisata," tambahnya.
Hal yang sama dikatakan oleh Muhamad As'ad, Manager Operasional PO Ababil di Wonopringgo, Pekalongan. Pihaknya terpaksa mengandangkan 13 armada bus pariwisata karena pesanan dibatalkan semuanya.

"Banyak pesanan dibatalkan. Ya kita kandangkan. Ya rugi sih iya rugi. Belum terhitung," terangnya.

Para pemilik perusahaan otobus berharap agar pihak leasing maupun bank untuk memberi toleransi berupa penangguhan pembayaran angsuran bus.



Sumber: Finance.detik

PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment