Tuesday, October 8, 2019

Menunggu Risalah The Fed, Harga Emas Turun | PT Rifan Financindo


20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia

PT Rifan Financindo- Harga emas tertekan pada perdagangan Senin. Namun pelemahan harga emas tidak terlalu besar dan masih berada di kisaran level USD 1.500 per ounce.
Investor memang cukup berhati-hati dalam bertransaksi menjelang keluarnya risalah pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Selain itu, pembicaraan perdagangan antara AS dengan China juga menarik perhatian pelaku pasar.
Mengutip CNBC, Selasa (8/10/2019), harga emas di pasar spot turun 0,88 persen menjadi USD 1.491,31 per ounce. Sebelumnya, harga emas menguat sebesar 0,5 persen pada pekan lalu di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Sedangkan untuk harga emas berjangka turun 1 persen menjadi USD 1.497,1 per ounce.
"Pada minggu lalu harga emas cukup bullish. Tetapi karena pelemahan data-data tak mengejutkan maka kenaikannya tak terlalu besar," jelas analis komoditas TD Securities Ryan McKay.
"Saat ini pelaku pasar tengah menunggu perundingan perdagangan yang dijadwalkan akhir pekan ini. Tidak ada investor yang akan mengambil taruhan besar di hari-hari ini," tambah dia.
Pihak Gedung Putih mengkonfirmasi negosiasi perdagangan AS-China akan dimulai pada hari Kamis di Washington.


Harga Emas Naik Seiring Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Harga emas stabil pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Hal ini efek dari ekspektasi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan memotong suku bunga secara agresif tahun ini setelah data pekerjaan AS lebih baik dari yang diperkirakan.
Namun demikian, harga emas batangan masih berada pada trean kenaikan mingguan.
Dikutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,1 persen pada USD 1.506,31 per ounce. Harga masih dalam tren kenaikan mingguan sekitar 0,8 persen.
Pertumbuhan lapangan kerja di AS meningkat moderat pada September, dengan tingkat pengangguran turun mendekati level terendah dalam 50 tahun terakhir sebesar 3,5 persen. Ini meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi yang melambat dan berada di ambang resesi.


Sumber:liputan6
PT Rifan Financindo

No comments:

Post a Comment