PT Rifan Financindo - Kinerja Nissan, salah satu produsen mobil terbesar di Jepang, berdarah-darah. Kinerja keuangannya begitu buruk hingga perusahaan terpaksa melakukan PHK terhadap belasan ribu karyawannya.
Perusahaan melaporkan laba operasional perusahaan di kuartal I-2019 anjlok hingga 99% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan turun 13%.
Pihak Nissan juga mengatakan akan memangkas sekitar 12.500 pekerjanya yang tersebut di seluruh dunia. Pada Mei kemarin perusahaan memang mengatakan akan melakukan PHK, tapi jumlah itu meningkat dua kali lipat dari pernyataan sebelumnya.
Tak hanya itu, perusahaan juga menyatakan akan mengurangi hingga 10% produksi mobilnya hingga 2022.
"Ini memang deskripsi kasar, tetapi fasilitas luar negeri yang merugi akan menjadi target utama," kata CEO Nissan Hiroto Saikawa dilansir dari CNN, Jumat (26/7/2019).
Dia juga mengatakan bahwa perusahaan telah menangguhkan lini produksi di Indonesia dan Spanyol. Saikawa menolak untuk menentukan lokasi lain yang akan terpengaruh oleh pemotongan.
Awal tahun ini Nissan mengakhiri produksi dua kendaraan mewah di Inggris, menghadapi pukulan lain ke industri yang telah diguncang oleh penjualan yang lemah dan kekhawatiran terhadap kondisi Brexit.
Nissan, seperti pembuat mobil lainnya, menghadapi tantangan berat. Ekonomi global yang lesu telah merusak penjualan, dan perang dagang AS-Cina tetap menjadi risiko besar bagi para produsen. Standar emisi baru, sebagian didorong oleh krisis iklim, juga mengganggu industri.
Namun Nissan juga telah bergulat dengan masalah sendiri. Perusahaan telah kehilangan pangsa pasar di Amerika Serikat dan Eropa.
Pada kuartal pertama, misalnya, perusahaan menjual 351.000 unit di Amerika Serikat, memberikan 7,9% dari pasar. Penjualan Nissan di Eropa, termasuk Rusia, turun lebih dari 16% pada kuartal tersebut dibandingkan tahun lalu.
Simak Video "Nissan Livina, Sang Pewaris Semangat Xpander"
Sumber: Finance.detik
PT Rifan Financindo
No comments:
Post a Comment